Nama : Endang Wulandari
NPM : 22313905
Kelas : 4TB06
NPM : 22313905
Kelas : 4TB06
Dosen: Edi Sutomo
Tugas Kritik Arsitektur #
Tugas Kritik Arsitektur #
Ada 3 macam metoda kritik dalam arsitektur,
diantaranya kritik normatif, kritik deskriptif, dan kritik interpretif.
Kritik
Arsitektur (Metode Kritik Normatif : Typical)
Hakikat kritik normatif adalah :
·
Adanya keyakinan (conviction)
bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu
dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah
prinsip.
·
Dan melalui ini
kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
·
Norma bisa jadi
berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif
dan tidak dapat dikuantifikasikan.
·
Norma juga berupa
sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya
dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi
Kritik Normatif terbagi dalam 4 metode yaitu :
1.
Kritik Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma
yang bersifat general, pernyataan yang tak terukur.
2.
Kritik Sistematik (Systematic Criticism) Norma
penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuandalam hal ini
akan dibahas mengenai metode Tipe. Metode Tipe adalah suatu norma yang
didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.
3.
Kritik Tipical (Typical Criticism) Norma
yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu katagori bangunan
yang spesifik.
4.
Kritik Terukur (Measured Criticsm) Sekumpulan
dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif.
1. Metoda
Doktrin
- Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
- Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
- Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.
2. Metoda
Sistemik
- Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )
- Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.
Kritik sistematik
dikembangkan dari satu analisis :
- Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and relations.
- Elements (bagian bentuk arsitektur ), bermakna bahwa kita harus memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan.
Melahirkan
konsep :
o Mass (massa), Bentuk wujud
tiga dimensi yang terpisah dari lingkungan
o Space (ruang), Volume
batas-batas permukaan di sekeliling massa
o Surface (permukaan), batas massa
dan ruang
- Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini diantara dimensi-dimensi
- Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunan
- Valuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa manusia untuk mengalami ruang.
3. Metoda Tipikal
- Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi).
- Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi
- Metode Tipikal, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Contoh. Bangunan sekolah, tipe yang ada ialah seperti ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian, lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet.
4. Metoda Terukur
- Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu.
- Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
- Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi.
- Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
- Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
Ukuran batas minimum atau
maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki
Contoh : Bagaimana
Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa sandard
normatif : Batas maksimal
ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar
yang diijinkan
- Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma
Contoh :
Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang
kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan
bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga.
- Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
- Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut:
- Tujuan Teknis ( Technical Goals)
- Tujuan Fungsi ( Functional Goals)
- Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)
Sumber :
- http://anugrah-archblog09.blogspot.co.id/2013/02/kritik-arsitektur-metode-kritik-normatif.html