Selasa, 02 Mei 2017

BAB III GAMBARAN KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA

BAB III

GAMBARAN KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA
Kebun Raya Bogor tidak hanya sebagai bentuk kekayaan alami milik bangsa tetapi juga merupakan salah satu bentuk warisan budaya bangsa yang perlu untuk dipelajari, dilestarikan, dan dibanggakan, serta memiliki nilai budaya dan estetika yang tinggi hingga saat ini. Kebun Raya Bogor merupakan miniatur dari keanekaragaman Indonesia.

Pada landskap dan Arsitektur Kawasan Kebun Raya Bogor, bangunan pekantoran yang berada di blok deket pintu utama memiliki gaya arsitektur barat yang di tropiskan (tropis indice) dan struktural kolonial karena daerah Indonesia adalah daerah tropis. Bangunan yang seperti ini biasanya dindingnya berwarna putih atau kuning muda seperti bangunan perkantoran-perkantoran perkebunan (bangunan kuno). Bangunannya besar dan tinggi serta dindingnya sangat tebal. Pada bagian atapnya terdapat cerobong asap, di daerah asalnya cerobong asap ini berfungsi sebagai tempat pengeluaran asap dari tungku penghangat ruangan pada saat musim dingin, namun di daerah tropis cerobong asap ini tidak begitu berguna karena di Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu panas dan dingin. Untuk sudut-sudut atap lebih tajamnya dari gaya asalnya merupakan adaptasi daerah tropis agar air hujan yang di atap mudah turun. Taman-taman yang bergaya arsitektur inggris memiliki keunikan tersendiri seperti tanaman yang ditanam biasanya berupa rumput dan pohon-pohon tinggi seperti pisang kipas serta penataan tanamanyang berbelok-belok. Tujuannya dari penataan tersebut agar memberi kesan luas pada tanaman dan sebagai jalur sirkulasi udara.


Tampak bangunan dapat dilihat secara vertical maupun horizontal, dimana pembagiannya masing-masing tapak berbeda.untuk tampak bangunan yang dilihat secara vertical meliputi tiga bagian, antara lain: kaki,badan, dan kepala. Pada batas bagian antara badan dengan kepala biasanya terdapat hiasan tertentu dengan ukuran yang sederhana. Sedangkan untuk tampak bangunan secara horizontal juga dibagi menjadi tiga, yaitu bagian tengah, sayap kiri, dan sayap kanan. Hal ini dipengaruhi oleh axis yaitu menghubungkan titik satu dengan titik lainnya, simetris, dan ciri bangunan klasik. Bangunan-bangunan di daerah dingin biasanya catnya berwarna gelap yang bertujuan untuk menyerap panas sehingga suhu didalam bangunan terasa lebih hangat. Pada arsitektur Yunani terdapat kolom diantaranya dorik, ionik, dan terotion. Arsitektur Romawi biasanya dicirikan dengan adanya lengkungan setengah lingkaran.


Berdasarkan bentuk bangunannya, Istana Bogor memiliki gaya eklektik (gaya bangunan setelah zaman klasik) yang merupakan penggabungan dari berbagai macam kebudayaan, yaitu Yunani, Renaissan, dan Romawi. Gaya Yunani dicirikan dengan adanya pilar-pilar tiang yang membentuk ionic (pilar atas berbentuk seperti tanduk), Doric (pilarnya polos), atau corentian (pilar atas berbentuk bunga), dan banyaknya patung. Gaya Renaissan dicirikan dengan bentuk bangunan yang simetris dan tripartis, yaitu memiliki sisi kanan,sisi kiri, dan sisi tengah serta dengan struktur monumental,mewah, dan diikuti dengan dengan elemen utama air (kolam) dan tanaman (kelompok tanaman). Selain itu terdapat pula tiga bagian bangunan,yaitu tangga, badan rumah dan atap. Adapun gaya Romawi dicirikan dengan adanya bentuk kubah pada bagian atas bangunan. Penataan tanaman hijau disekitar bangunan Istana Bogor sudah cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari berbagai kombinasi tanaman bunga, palem, teh, rumput, elemen air, dan juga berbagai pohon besar lainnya yang disesuaikan dengan gaya-gaya klasik yang simetrik. Namun untuk tanaman air perawatannya belum cukup maksimal Bangunan istana Bogor berarsitektur Yunani, dimana bangunannya itu simetris dan adanya sumbu yang membagi dua, contohnya pada segitiga bagian atasnya.


Di Istana Bogor dikelilingi Kolam Gunting yang dipenuhi dengan banyaknya bunga teratai. Sekarang ini bunga teratai sudah berkurang, karena kualitas kandungan air yang kurang bagus dan tercemar oleh polusi air, serta kurangnya keseriusan dalam perawatan. Ini terlihat dari banyaknya sampah disekitar tanaman air dan bunga teratai yang rusak. Di bagian tengah kolam terdapat pulau tanaman buatan sebagai tempat berlindung beraneka ragam burung. Tercatat lebih dari 50 jenis burung ada di sini, seperi kepodang, walik kembang, kutilang, kucica, kowak, kuntul, dan cinenen kelabu. Seperti yang terlihat sore itu, puluhan kuntul berseliweran di atas pohon yang tumbuh di tengah kolam, dengan suaranya yang khas. Taman Gunting. Jalan yang ada di pinggir kolam menggunakan gaya pedestrian yang terbuat dari batu-batu yang tersusun. Elemen lanskap yang membangun kolam antara lain, iklim, hewan, dan bunyi.


Taman Teysmann dibangun pada tahun 1884 oleh M.Treub. Taman ini merupakan tempat untuk mengenang Johannes Elias Teiysmann yang telah menjadi direktur Kebun Raya Bogor dari tahun 1831-1867. Taman ini merupakan taman yang memiliki corak mirip dengan British Garden (formal garden). Hal ini dapat terlihat dari elemen warna yang mencolok dan bentuk taman yang simetris. Pohon-pohon yang terdapat di taman Teiysmann dibentuk secara khusus, misalnya berbentuk piramida atau bundar. Pengelolaan taman simetris lebih susah dibandingkan dengan taman asimetris. Taman Teiysmann memiliki point of interest yang terdapat pada tengah-tengah taman, yaitu sebuah tugu atau monument sehingga menjadi
vocal point dari taman tersebut. Selain itu, taman Teiysmann juga memiliki berbagai elemen-elemen taman yang penting, yaitu paving block, pot bunga, rumput, pedestrian line, tanaman bunga, tanaman pagar, dan semak kecil. Di sekitar taman Teiysmann terdapat pergola yang ditanami tanaman Passiflora coxinia.


Jembatan ini disebut juga sebagai jembatan gantung, dengan tekstur bangunan yang unik. Jembatan ini sudah sangat tua, setiap melewatinya dibatasi sampai 10 orang demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung. Jembatan ini merupakan aliran dari sungai kali ciliwung.


Taman Astrid dibangun untuk memperingati kunjungan Putri Astrid dan Pangeran Leopold dari Belgia pada tahun 1929. Jalan Astrid terbagi menjadi dua jalur yang dibatasi oleh bunga tasbih yang berwarna merah dan kuning dengan daun berwarna cokelat kehitaman yang melambangkan warna bendera negara Belgia. Pola yang ditunjukkan ketika pengunjung memasuki jalan Astrid ialah harmonis, geometrik dan simetris tetapi tak kaku dan tak tertutup. Elemen utamanya yakni air (kolam dengan air macurnya) dan kelompok tanaman, dengan repetisi hijau daun dan warna bunga tasbih yang semakin memperkaya penglihatan. Selain meneduhi kedua tepi jalan, pohon damar juga sangat tepat difungsikan di taman Astrid karena pengunjung yang datang sering piknik berada di bawan pohon tersebut. Di Taman Astrid sangat terasa taman inggrisnya, di mana padang rumput yang luas dan kolam yang ada semakin membuat pengunjung merasakan keindahan dan kenyamanan. Presevasi yakni perlindungan untuk lanskap yang paling sensitif dan kritis. Lalu lintas pedestrian yang bergerak pada bidang dasar sensitif terhadap tekstur permukaan yang akan menentukan jenis lalu lintas dan kecepatannya. Tekstur tertentu tidak saja akan menentukan jenis kelas penggunaannya tetapi juga mempunyai daya tarik. Ragam tekstur seperti kerikil, kerakal, koral merupakan barefoot pada jalur reflexology. Lantai pada jalur pejalan kaki di Kebun Raya Bogor ada yang terbuat dari batu gico, batu putih, maupun perkerasan yang berwarna merah.


Kebun pembibitan ini digunakan untuk tempat pembibitan pohon, dimana pohon-pohon yang tumbang akan diganti dengan bibit pohon yang dibudidayakan. Tujuannya adalah menjaga agar Kebun Raya tetap hijau dan nyaman. Selain dari pembibitan pohon-pohon besar ditempat ini juga membibitkan bunga raflesia (bunga bangkai), bunga anggrek dan bunga-bunga taman lainnya. Semua jenis tanaman yang dulunya liar telah didomestifikasi ditempat ini pula, agar semua jenis tanaman Indonesia dapat dibudidayakan dan dikembangkan.

Sumber            :

Nama : Endang Wulandari
NPM : 22313905
Kelas : 4TB06
Matkul : Konservasi Arsitektur