Rabu, 09 November 2016

[Kritik Arsitektur dengan Metode Typical] Green Building

 Nama    : Endang Wulandari
NPM     : 22313905
Kelas    : 4TB06
Dosen: Edi Sutomo
Tugas Kritik Arsitektur #
Kritik Arsitektur terhadap Gedung Wisma Dharmala / Intiland Tower dan Sequis Center ini menggunakan metode Kritik Normatif dengan Metode Typical.

Kritik Typical/ Typical Criticism merupakan sebuah metode kritik yang termasuk dalam Kritik Normatif. Metode ini menggunakan perbandingan. Maksudnya adalah membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya.


Obyek : Wima Dharmala Jakarta / Intiland Square
Bangunan Pembanding Sejenis : Sequis Center

a. Wisma Dharmala Jakarta
a.       Bangunan        : Wisma Dharmala Jakata / Intiland Tower
Lokasi             : Jl. Jendral Sudirman Kav 32
Type                : Kantor
Arsitek            : Paul Rudolph (USA)
Jumlah Lantai : 26 lantai
Tahun              : 1982 – 1986
Pemilik                        : PT. Intiland Development Tbk
Pengelola         : PT. Intiland Development Tbk (IHMP)


Dikenal dengan nama Wisma Dharmala, berganti nama menjadi Intiland Tower. Rudolph menunjukkan kemampuan untuk menciptakan ruang publik dan bagus dalam bangunan yang diatasnya memiliki menara perkantoran besar. Rudolph terinspirasi dari bentuk atap - atap di Indonesia yang memiliki overstek karena merespon iklim tropisnya, sehingga apabila di dalam gedung tidak akan secara langsung diterpa cahaya matahari. Juga terdapat void yang cukup besar sehingga udara sejuk masih terasa di dalamnya tanpa kehujanan saat merasakannya.

Pada perencanaan awal, bangunan ini tidak menggunakan pendingin ruangan. Namun seiring berjalannya waktu dan efek rumah kaca telah memberi panas yang cukup parah dan tidak menentu. Akhirnya bangunan ini menggunakan pendingin ruangan. Hal tersebut tidak berlaku pada koridor bangunan karena udara sejuk masih dapat masuk. Pencahayaan lampu pada siang hari juga tidak diperlukan pada koridor karena cahaya matahari masih dapat masuk tanpa pengguna merasa terik maupun kehujanan.
Struktur yang digunakan pada bangunan Wisma Dharmala atau Intilan Tower menggunakan struktur beton bertulang dan baja.

   


b. Sequis Center Jakarta
a.      Bangunan        : Sequis Center  Jakarta
Lokasi             : Sequis Center Kav 57, Jl. Jend. Sudirman, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Type                : Kantor
Arsitek            : KPF
Jumlah Lantai : 39 lantai (210 m)
Tahun              : Berdiri sejak 1980 (awalnya bernama Widjojo Center)
Pemilik            : PT. Persero Realty, Jakarta, Indonesia


Perkantoran yang konstruksinya selesai pada tahun 1980 telah menerapkan operasionalisasi gedung berbasis hijau dengan tolak ukur GREENSHIP Existing Building 1.0 dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Sejak diterapkannya operasional gedung berbasis hijau dengan tolak ukur GREENSHIP Existing Building 1.0, Sequis Center berhasil mencapai penghematan penggunaan listrik hingga 28, 12 persen dari baseline, dan penghematan penggunaan air hingga 28,16 persen. Upaya lain yang dilakukan antara lain material resources and cycle (siklus dan sumber daya material) lewat pengelolaan sampah.

 

Sequis Center termasuk gedung pertama di Indonesia yang menerapkan konsep bangunan hijau melalui penggunaan bahan GRC (Glassfiber Reinforce Cement) sebagai shading pada fasad bangunan. Keunikan bentuk shading pada fasad gedung ini juga berfungsi mengurangi interaksi langsung sinar matahari yang mendukung efisiensi penggunaan pendingin ruangan.

Kesimpulan:
1.      Wisma Dharmala / Intiland Tower bukan merupakan bangunan bersertifikasi GBCI seperti Sequis Center, namun Intiland Tower sudah menerapkan lima dari enam aspek arsitektur hijau.
2.      Kedua bangunan ini sama - sama fokus agar tidak adanya penggunaan pendingin ruangan namun pada Wisma Dharmala / Intiland Tower beberapa ruangan mulai menggunakan pendingin ruangan.
3.      Pada Sequis Center penggunaan GRC digunakan sebagai shading yang berfungsi mengurangi interaksi langsung sinar matahari.
4.      Jika dilihat dari bangunannya sistem shading yang digunakan sama pada kedua bangunan.

Di Indonesia sendiri masih belum banyak bangunan ramah lingkungan. Namun dengan adanya bangunan seperti Wisma Dharmala / Intiland Tower dan Sequis Center diharapkan mampu menjadi contoh agar gedung - gedung lain yang berada di Indonesia dapat menerapkan Arsitektur Hijau pada bangunan yang sudah maupun nantinya akan didirikan.
Sumber            :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar